FOREX - PRICE PATTERN

Pattern artinya pola. Dengan demikian, price pattern ialah pola yang muncul dari pergerakan harga. Inilah KESAN dari salah satu prinsip dasar analisis teknikal yang berbunyi history repeats itself (sejarah selalu berulang). Ternyata, dari masa ke masa para trader menyadari bahwa pergerakan harga membentuk pola-pola tertentu yang cenderung berulang kali. Berdasarkan “pengalaman sejarah” itulah maka para trader dapat meramalkan pergerakan harga selanjutnya ketika sebuah bentuk pola muncul.

Pada dasarnya ada dua jenis pattern, yaitu reversal pattern dan continuation pattern.

Reversal pattern adalah suatu pola yang mengisyaratkan akan adalanya “pembalikan” arah trend. Jika pada saat uptrend atau downtrend kemudian pola ini muncul, maka diperkirakan harga akan bergerak berlawanan dengan arah tren sebelumnya.

Continuation pattern merupakan pola yang memberikan signal bahawa harga akan cenderung meneruskan pergerakan sesuai dengan trend sebelumnya. Misalnya, kalau pola ini muncul pada saat uptrend maka setelah pola ini akan cenderung akan bergerak naik meneruskan uptrend tersebut. Demikian pula jika pola ini muncul pada saat downtrend, maka harga pun akan cenderung akan turun meneruskan downtrend tadi.

Reversal pattern

a.      Double top & double bottom

Anda akan memahami kata “top” sebagai “puncak” dan “bottom”  sebagai “dasar”. Dengan demikian, “double top” artinya adalah “dua puncak” sedangkan “double bottom” artinya adalah “dua dasar”.

Pola double top dan double bottom memang terlihat seperti dua puncak dan dua lembah yang berdampingan. Kedua pola ini cukup mudah dikenali dan juga memiliki sifat yang cukup tinggi.



Gambar di atas adalah ilustrasi dari pola double top. Pola ini biasanya muncul di ujung uptrend dan memiliki signal bearish. Perhatikan bahawa ada enam titik yang ditandai pada gambar tersebut. kita data mengagak mengatakan bahawa ada potensi akan terbentuk pola double top jika harga telah bergerak turun dari titik (3). Ingat, baru potensi. Ketika titik (4) tembus, barulah kita boleh mengatakan bahwaa pola double top sudah terbentuk, dengan kata lain: “confirmation”. Perhatikan pula bahawa konfirmasi double top ini sebenarnya adalah tembusnya garis ”base”.

Jika pola tersebut sudah ter-“konfirmasi”, maka pergerakan harga selanjutnya adalah potensial bearish. Gambar panah menunjukkan potensi jauhnya potensi bearish yang mungkin terjadi. Jarak yang mungkin akan ditempuh pergerakan harga adalah sejauh level puncak ke base. Jadi jika misalnya jarak antara level puncak ke base adalah 100 pips, maka harga akan berpotensi turun 100 pips juga setelah base ditembus.

Namun ada kalanya pullback akan terjadi kembali ke area base sebelum target pergerakan bearish tecapai. Biasanya, pullback berpotensi akan terjadi ketika harga sudah “setengah jalan” menuju target. Jika seandainya target pergerakan adalah 100 pips, maka biasanya pullback akan berpotensi terjadi ketika harga sudah turun sekitar 50 – 60 pips setelah base tembus. Namun jika pullback yang terjadi “kebablasan” hingga tembus lagi ke atas base, maka pola ini dikatakan sudah tidak valid lagi atau fail (gagal).


Double bottom secara sederhana adalah kebalikan dari double top. Pola ini biasa muncul di ujung downtrend dan memiliki signal bullish. Ketika base tembus dan pola ini terkonfirmasi, maka harga berpotensi bullish, Cara mengagak target pergerakan bullishnya sama dengan double top, hanya saja arahnya ke atas. Double bottom dikatakan fail jika pullback yang terjadi berlanjut hingga tembus kembali ke bawah base.


b.      Triple top & triple bottom

Kedua pola ini sebenarnya tidak jauh beza dengan double top dan double bottom. triple top memiliki tiga puncak dan triple bottom  memiliki tiga lembah. Cara mengenali sama saja, yaitu tembusnya garis base. Demikian juga dengan cara memperkirakan target pergerakan setelah pola tersebut terkonfirmasi.

Di bawah ini adalah ilustrasi dari triple top dan triple bottom.



Dari kedua gambar di atas terlihat bahwa ada kemungkinan pullback akan terjadi ke base dari titik (7), namun perlu diingat bahwa pullback semacam ini (meskipun cukup sering) tidak selalu terjadi. Selalu, jika base tembus lagi pada saat pullback.

Catatan: ketiga titik lembah atau puncak tidak harus berada pada level yang sama , namun perbezaan juga tidak boleh terlalu harapkan. Dengan kata lain, jika dilihat sekilas, ketiga titik lembah tersebut terlihat selevel. Demikian juga pada pola double top dan double bottom, level puncak dan lembahnya tidak harus sama .

c.       Head and shoulders & inverse head and shoulders

Pola ini juga merupakan pola reversal yang cukup popular karena kesannya yang cukup tinggi. Dinamakan head and shoulders karena memang bentuk polanya seolah-olah membentuk kepala dan bahu. Terkadang pola ini sering di-“salah ertikan” sebagai triple top atau triple bottom, namun ada faktor kunci yang membezakan pola ini dengan triple top atau triple bottom.

Mari kita perhatikan pola dasar head and shoulders di bawah ini:



Kalau Anda perhatikan dengan teliti, terlihat bahwa titik (3) pola ini lebih tinggi daripada titik (1) dan (5). Pada pola triple top, ketiga titik ini cenderung selevel. Titik puncak yang lebih tinggi itulah yang menjadi head-nya, sementara titik (1) dan (5) adalah titik shoulders-nya.

Pola head and shoulders ini menjadi pola reversal bearish jika muncul di ujung sebuah uptrend. confirmation nya adalah ketika garis neckline sudah tembus (titik ke-6). Jika pola ini sudah confirmation, maka harga cenderung akan bergerak turun sejauh jarak dari puncak head ke neckline. Pada gambar di atas, direpresentasikan dengan panah merah.

Pullback juga sering (ingat: tidak selalu) terjadi kembali ke area neckline sebelum harga kembali bergerak turun untuk mencapai target pergerakan harga. Pola ini dikatakan fail jika pullback terjadi hingga tembus ke atas neckline.


Kebalikan dari pola head and shoulders adalah pola inverse head and shoulders. Pola ini merupakan pola reversal bullish yang biasanya muncul di ujung sebuah downtrend. confirmation, nya sama dengan head and shoulders. Jika pola ini sudah confirmation,  maka harga cenderung akan bergerak naik sejauh jarak dari puncak head ke neckline.

Gambar di bawah ini akan membantu untuk menjelaskan pola inverse head and shoulders:

FOREX Continuation Pattern

a.      Triangles

Dari namanya, Anda mungkin sudah bisa mengira-ngira bentuk pola ini. Ya, pola ini memang memiliki bentuk yang macam dengan segitiga. Pola ini terjadi karena pasar bergerak sideways dan pertarungan antara bull dan bear seimbang, sehingga akhirnya grafik pergerakan harga mengerucut dan membentuk mirip segitiga.

Ada tiga jenis triangle:

1. Symmetrical triangle
2. Ascending triangle
3. Descending triangle



Symmetrical triangle

Meskipun artinya adalah segitiga simetris, namun pada kenyataannya bentuknya tidaklah selalu simetris. Symmetrical triangle adalah pola triangle yang memiliki garis support (lower line) dan resistance (upper line) yang konvergen (kemiringannya berlawanan menuju satu titik). Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat gambar di bawah ini:



Dari gambar di atas Anda melihat bahwa pola ini terbentuk ketika harga sedang bergerak sideways setelah mengalami “rally” bullish. Istilahnya adalah “berkonsolidasi”.  Contoh di atas memperlihatkan sebuah symmetrical triangle yang terbentuk pada saat uptrend.

Sebuah symmetrical triangle paling tidak harus memiliki empat reversal point (titik pembalikan) yang terdiri dari dua titik puncak dan dua titik lembah. Gambar di atas memperlihatkan sebuah symmetrical triangle yang memiliki enam reversal point, yaitu titik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Konfirmasi dari pola ini adalah tembusnya upper line (garis bagian atas). Ketika pola ini sudah terkonfirmasi maka pergerakan selanjutnya adalah naik. Cara memperkirakan targetnya adalah dengan berpatokan pada baseline dari symmetrical triangle tersebut, yaitu jarak dari A ke titik 1. Jadi, kalau misalnya baseline-nya sepanjang 100 pips, maka pergerakan selanjutnya pun diperkirakan akan sejauh 100 pips.

Cara lain yang bisa dipergunakan untuk memperkirakan target pergerakan adalah dengan menarik garis yang sejajar dengan lower line, di mana garis tersebut dimulai dari titik 1.

Sebagaimana pola yang lain, pullback kemungkinan bisa saja akan terjadi. Pada gambar di atas terlihat pullback terjadi dari titik 7 kembali ke titik 8 yang berada di area upper line.

Jika Anda perhatikan lagi, garis upper line dan lower line bertemu di satu titik. Titik tersebut kita sebut sebagai apex. Anda perlu memperhatikan apex tersebut karena tembusnya upper line yang merupakan konfirmasi dari pola symmetrical triangle tidak boleh terlalu dekat dengan apex.

Sebagai aturan umum, harga harus sudah menembus upper line pada jarak kira-kira 2/3 (dua-per-tiga) hingga ¾ (tiga-per-empat) dari panjang polanya. “Panjang pola” yang dimaksud adalah jarak dari baseline ke apex. Jadi, kalau penembusan terjadi kurang dari 2/3 atau lebih dari ¾ panjang pola, kemungkinan besar tidak valid.

Selain terjadi pada saat uptrend, symmetrical triangle juga bisa terjadi pada saat downtrend. Sebenarnya sama saja, hanya saja posisinya berada di bawah. Kalau pada contoh di atas Anda menantikan tembusnya upper line sebagai konfirmasi dan harga cenderung akan bergerak naik, maka jika polanya terjadi pada saat downtrend Anda akan menantikan tembusnya lower line dan harga cenderung akan bergerak turun. Hanya itu perbedaannya.


Ascending triangle

Pada amnya, ascending triangle tidak jauh berbeza dengan symmetrical triangle dari sisi menganalisanya. Perbedaan kedua pola tersebut hanya pada bentuknya.

Ascending triangle merupakan continuation pattern yang biasanya muncul pada saat uptrend. Kemunculan pola ini merupakan pertanda bahwa tekanan bullish semakin melebihi tekanan bearish secara bertahap.



Seperti halnya symmetrical triangle, pola ascending triangle juga minimal harus memiliki empat reversal point. Gambar di atas menunjukkan ascending triangle yang memiliki enam reversal point. Konfirmasi dari pola tersebut adalah tembusnya upper line yang kemudian berpotensi untuk diikuti oleh pergerakan bullish. Cara memperkirakan target pergerakan harga juga mirip dengan symmetrical triangle, hanya saja baseline-nya bukan berpatokan pada titik 1, melainkan berpatokan pada titik 2.

Meskipun pada dasarnya ascending triangle adalah continuation pattern, namun ia juga bisa menjadi reversal pattern jika terjadi pada saat downtrend. Pada keadaan seperti itu, tembusnya upper line merupakan konfirmasi bahwa ascending triangle merupakan pola reversal. Perhatikan gambar berikut untuk mempermudah pemahaman Anda:

Descending triangle

Kita sudah membincangkan symmetrical triangle dan ascending triangle. Sepertinya Anda sudah tidak akan susah lagi untuk memahami jenis triangle yang ke-3, aitu descending triangle.

senang saja, descending triangle adalah kebalikan dari ascending triangle. senang kan? Dengan demikian, kalau ascending triangle adalah pola bullish, maka descending triangle adalah pola bearish. Descending triangle merupakan continuation pattern yang muncul pada saat downtrend



b.      Flag & pennant

Flag sebenarnya adalah channel kecil yang muncul setelah rally. Arah channelnya berlawanan dengan arah rally-nya. Jadi, jika ada down channel kecil yang muncul setelah rally bullish, itu disebut sebagai bullish flag. Sebaliknya, up channel kecil yang muncul setelah rally bearish disebut dengan bearish flag.

Mari kita perhatikan gambar berikut:

Sekarang Anda sudah tahu mengapa pola ini disebut sebagai flag: karena bentuknya mirip dengan bendera (flag) dan tiangnya (flagpole). Flag direpresentasikan oleh channel kecil sedangkan flagpole-nya adalah titik a ke b yang terlihat pada gambar di atas.

Pada bearish flag, tembusnya lower line dari up channel adalah konfirmasinya. Harga cenderung akan bergerak turun jika bearish flag sudah terkonfirmasi.

Sebaliknya, pada bullish flag, konfirmasinya adalah tembusnya upper line dari down channel. Proyeksi pergerakan harga selanjutnya adalah bullish jika bullish flag telah terkonfirmasi.

Cara menentukan target pergerakan harga juga sederhana. Anda cukup mengukur panjang flagpole-nya saja. Sepanjang flagpole itulah jarak yang termungkinkan untuk ditempuh oleh pergerakan harga. Misalnya, jika panjang flagpole-nya adalah 100 pips, maka harga cenderung akan bergerak sejauh 100 pips setelah pola flag-nya terkonfirmasi.

Tetapi pada prakteknya, kebanyakan trader berhenti (menutup posisinya) setelah harga bergerak “setengah jalan” sebelum mencapai target. Misalnya jika target adalah sejauh 100 pips, maka mereka cenderung untuk berhenti di 50 – 60 pips.

Syarat umum dari flag adalah sebagai berikut:

Terjadi rally sebelum channel kecil terbentuk.
Channel yang terjadi arahnya harus berlawanan dengan arah rally sebelumnya.
Panjang channel (flag) paling tidak sepertiga panjang flagpole.
OK, kita akan membahas pennant sekarang. Pennant pada dasarnya adalah pengembangan dari pola symmetrical triangle. Hanya saja, pennant didahului oleh rally yang panjang dan cukup curam. Bisa dikatakan bahwa pennant merupakan hasil kawin silang antara symmetrical triangle dengan flag.


Oleh karena pennant mirip dengan symmetrical triangle dan flag, maka dengan sendirinya aturan-aturan yang berlaku pada symmetrical triangle dan flag juga berlaku pada pennant.


c.       Wedge formation

Wedge hampir mirip dengan pennant. Hanya saja, kemiringan kedua garis segitiga-nya searah, dalam arti keduanya mengarah ke atas atau ke bawah. Derajat kemiringannya memang berbeda, namun searah. Gambar di bawah ini akan memperjelas definisi wedge.


Kita dpt mengenali wedge dengan memeprhatikan kemiringannya yang mengarah ke atas atau ke bawah. Sebagai aturan umum; hampir mirip dengan flag; kemiringan wedge sebagai continuation pattern arahnya berlawanan dengan tren yang sedang berlangsung. Dengan demikian, falling wedge adalah pola bullish sedangkan rising wedge adalah pola bearish.

Catatan:

Meskipun pada dasarnya wedge adalah pola continuation, namun wedge bisa juga berfungsi sebagai pola reversal, akan tetapi kejadian ini jarang terjadi. Falling wedge bisa menjadi pola reversal bullish jika terjadi di ujung sebuah dowtrend. Sebaliknya, jika rising wedge muncul pada saat uptrend, maka ia bisa jadi akan menjadi pola reversal bearish.

d.      Rectangle formation

Rectangle formation memiliki banyak nama, namun pola ini sangat mudah dikenali. Pola ini merepresentasikan jeda yang terjadi di mana harga bergerak sideways di antara dua garis horizontal yang sejajar.


Rectangle terkadang disebut sebagai trading range atau area kongesti. Apa pun namanya, pola ini merepresentasikan periode konsolidasi pada sebuah tren, dan biasanya dilanjutkan dengan pergerakan yang searag dengan tren sebelumnya.

Sebuah rectangle minimal harus memiliki empat reversal point. Pada contoh gambar di atas, Anda bisa melihat contoh rectangle yang memiliki enam reversal point. Konfirmasi bullish rectangle adalah pecahnya garis resistance atau upper line,  sedangkah konfirmasi bearish rectangle adalah tembusnya garis support atau lower line.

e.       Continuation head and shoulders pattern

Sebelumnya, kita telah membahas mengenai pola head and shoulders sebagai pola reversal. Pada pola continuation head and shoulders, pola yang terbentuk benar-benar sama persis dengan pola head and shoulders. Yang membedakan adalah poin-poin berikut ini:

Pola head and shoulders muncul pada saat downtrend. Tembusnya neckline merupakan konfirmasi pola continuation head and shoulders.
Pola inverse head and shoulders muncul pada saat uptrend. Tembusnya neckline merupakan konfirmasi pola continuation inverse head and shoulders.


FOREX PATTERN


Harmonic Patterns  diciptakan oleh Harold McKinley Gartley. Untuk menanda lima titik pattern grafik, pedagang dapat menggambar  yang terpisah (XABCD). Poin XABCD membuat empat kaki terpisah yang bergabung untuk membentuk pattern grafik. Keempat kaki yang disebut sebagai XA, AB, BC, dan CD.

Masing-masing dari lima poin (XABCD) mewakili  tertinggi yang dan terendah dalam hal harga pada grafik. Oleh karena itu, empat kaki yang disebutkan sebelumnya (XA, AB, BC, CD) merupakan tren yang berbeza atau pergerakan harga yang bergerak berlawanan arah.

Akibatnya ada empat grafik Pattern XABCD  yang paling umum. Pattern ini dapat berupa bullish atau bearish. Keempat Pattern utama meliputi: Pattern Gartley, Pattern butterfly (kupu-kupu), Pattern crab (ketam) dan Pattern Bat (Kelelawar)

Sebelum anda mendalami Pattern harmonik kami sarankan untuk mepelajari terlebih dahulu fibonacci retracement dan fibonacci Expansion.

Pattern Gartley


Bentuk Gartley ketika tindakan harga telah membentuk untuk uptrend (atau downtrend), tetapi sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan.

Pattern ini terdiri dari  ABCD bullish atau bearish, tetapi didahului dengan titik (X) yang berada di luar D.Pattern Gartley  yg“sempurna”  memiliki kariteria sebagai berikut:

Gerakan AB harus menjadi 61,8% retracement dari  XA.
Gerakan BC harus berupa 38,2% atau 88,6 retracement dari gerkan AB.
Jika retracement BC 38,2%, maka CD harus bergerak 127,2% dari BC. Maka dari itu, jika BC adalah 88,6%, maka CD harus diperluas 161,8% dari BC.
Gerakan CD harus 78,6% retracement dari XA


Butterfly (Kupu-kupu)

Pattern Butterfly dibuat oleh Bryce Gilmore, Pattern Butterfly yg sempurna didefinisikan sebagi fibonacci retracement 78,6%  AB dari XA. Butterfly berisi kariteria berikut:

Panjang AB harus menjadi 78,6% retracement dari XA.
Panjang BC dapat berupa 38,2% atau 88,6% retracement bergerak dari AB.
Jika retracement bergerak BC 38,2% dari AB, maka CD harus 161,8 % dari BC. Sehingga, jika BC adalah 88,6% yang bergerak dari AB, maka CD harus diperluas 261,8% dari BC.
CD harus 127% atau 161,8% dari XA.

Pattern Crab (Ketam)

Pada tahun 2000, Scott Carney, sangat percaya dengan Pattern harmonik, dan menemukan “Crab” / .

Menurutnya, ini adalah yang paling tepat di antara semua Pattern harmonisa karena cara Zona Pembalikan Potensial dari gerakan XA.

Pattern ini memiliki risk and reward yang tinggi karena Anda harus menempatkan stop loss sangat ketat. Pattern Crub yg  “Sempurna” harus memiliki aspek-aspek berikut:

Panjang AB harus 38,2% atau 61,8% retracement dari panjang XA.
Panjang BC dapat berupa 38,2% atau 88,6% retracement panjang AB.
Jika retracement panjang BC 38,2% dari AB, maka CD harus 224% dari BC. Sehingga, jika panjang BC adalah 88,6% dari panjang AB, maka CD harus 361,8% panjang BC.
CD harus 161,8% dari panjang XA.
bullish-crab bearish-crab

Pattern Bat (Kelelawar)

Pada tahun 2001, Scott Carney menemukan Pattern  Harmonic lain yang disebut “Bat”. The Bat didefinisikan dari fibonacci retracement 88,6% dari XA bergerak sebagai Zona Potensi Pembalikan. Pattern Bat memiliki ciri sebagai berikut:

Panjang AB harus  38,2% atau 50,0% retracement dari XA.
BC dapat berupa 38,2% atau 88,6% retracement dari AB.
Jika retracement BC 38,2% dari AB, maka CD harus 161,8%  dari BC. Sehingga, jika BC 88,6% yang bergerak dari AB, maka CD harus 261,8% dari BC.
CD harus 88,6% retracement dari XA

5 JENIS CANDLESTICK PATTERN YANG WAJIB DI HAFAL




Some say the  power of candlesticks partially stems from a self-fulfilling prophecy.  The tremendous volume of traders who utilize candlestick charts translate into predictable market movements based upon certain formations. The truth is however thats a bunch of BS – the reason they work is because they pinpoint the underlying emotions of the market as a whole.

candlestick-pattern-forex-learning
Top 5 candlestick pattern

The following top 5 five candlestick formations are the most popular among technical analysts, and, therefore, have the highest probability of producing the most reliable and consistent results.


5 Most Consistent Candlestick Patterns
When is comes to the 5 Most Consistent Candlestick Patterns these take the cake…

Doji Formations
Doji formations, such as dragonfly and tombstone, are widely regarded as strong indicators of a probable reverse. They both consist of a single horizontal line indicating that both the closing and opening prices were identical. As a result, there is no body, and the wick is either rising for a gravestone Doji or falling for a dragonfly Doji. The gravestone pattern implies depleted bullish sentiment and, consequently, a downward movement will subsequently appear.  A dragonfly pattern is naturally an opposite bullish type of signal.

Piercing and Cloud Cover Formations
Both of these formations are basically mirror images of each other and represent reversal signal patterns. The piercing pattern consists of a long black candlestick followed by a long white one that closes over halfway up the first candlestick.  The implication is that market participants, who sold on the first day in anticipation of a continuing downward movement, had to cover their shorts, and, as a result, prices rose and will likely continue in that direction.  The cloud cover pattern, on the other hand, is a bearish indicator for similar reasons and is formed by a long white candlestick followed by a long black one that closes over halfway below the first candlestick.


Engulfing Formations
This pattern  and the doji candlestick are likely top on the list of the Top 5 Most Consistent Candlestick Patterns. The bullish engulfing formation consists of a short blackbody candlestick followed by a taller white bodied candlestick that begins below and ends above the previous day’s trading range.This means prices on the second day opened lower than the first and closed higher.  This is a highly bullish formation and indicates a long position should be considered.
A bearish engulfing pattern would be the opposite with a short white bodied candlestick followed by a longer black bodied candlestick.  Here the signal is bearish and consideration should be made for selling short.

Hammer and Shooting Star Formations
These patterns are basically short candles with one long wick.  For the hammer, the wick points downwards, whereas for the shooting star, it points upwards.  The hammer is considered bullish in that price action clearly was able to reverse all selling sentiment, while the shooting star would be viewed as bearish for a similar reasoning logic.

Harami Formations
A bullish Harami consists of a long black candlestick with a close near the low, followed on the next day by a short white candlestick.  This indicator is interpreted as signaling that selling pressure dominated the market on the first day, but was halted on the second, suggesting that upward movement in prices will continue.  A bearish Harami has the exact opposite structure and interpretation.
Pepperstone | Metatrader 4 Forex Broker

Nak Belajar FOREX???

Cara Membuka Akaun Netteler



Sebagai seorang pedagang FOREX yang Pro anda harus memiliki akaun third party seperti Netteler, Paypal, Skrill dan macam macam lagi sebagai transaksi international selain dari kredit kad atau debid kad.

Netteler adalah alternatif yang paling popular ketika ini yang mana dulunya Paypal lebih terkenal.

Netteler yang berpusat di United Kingdom lebih popular kerana mereka menawarkan Netteler Card untuk memudahkan pengguna membuat pengeluaran dimana mana bank didunia ini, tanpa membuat pindahan ke akaun bank lain yang semestinya dikenakan charge yang tinggi.

Kebaikan Netteler kita boleh membuat transaksi online dengan mudah samada sebagai FOREX Trader, atau peniaga peniaga online yang membuat belian atau menerima bayaran international.



LANGKAH 1

CARA BUKA AKAUN NETTELER


1. Sila klik Netterler dan JOIN FOR FREE


2. Penuhkan detail yang diperlukan. dan klik JOIN NOW.

3. Setelah segala maklumat yang diisi memenuhi kehendak Netteler akan timbul 1 popup seperti dibawah atau sila semak email anda.



4. Sekiranya dibawa seperti dibawah, bermakna anda telah berjaya memiliki akaun Netteler.



LANGKAH 2

1. Aktifkan kad kredit atau kad Debit 
- Untuk mengaktifkan Visa anda..anda harus menghubungi khidmat pelanggan visa bank anda terlebih dahulu sekiranya anda menggunakan DEBIT KAD, minta khidmat pelanggan releasekan Visa International, ada sesetengah Bank telah sedia open international.



untuk permulaan tranfer dulu USD 50 ke akaun Netteler anda utk aktifkan akaun anda, Untuk pengaktifan cuma RM20 lebih kurang, dan untuk permohonan Netteler kad, RM 49.00 lebih kurang bergantung harga MYR semasa.




Cara Daftar Akaun SKRILL


CARA MENDAFTAR MONEY BOOKER - SKRILL

KLIK DISINI UNTUK MENDAFTAR MONEY BOOKER- SKRILL

DAN IKUTI LANGKAH - LANGKAH MENDAFTAR DIBAWAH INI


Langkah 1
money booker

Langkah 2

money booker


Langkah 3
money booker skrill


 Langkah 4

money booker malaysia

Langkah 5

money booker malaysia

Langkah 6

money booker malaysia





Candlestick


 Dalam sebuah candlestick mengandungi : harga pembukaan(Open), harga penutupan(Close), dan (High/Tertinggi - Low/Terendah). Bagian bawah menunjukan
harga terendah(lower shadow), sementara bagian atas adalah harga tertinggi(Upper shadow).
Dalam candlestick bagian tengah terdapat sebuah kotak dipanggil body.
ini akan diberi warna dimana akan menandakan bahwa harga naik atau turun. Bila kotak tidak berwana/putih, menandakan harga naik,
sedangkan bila kotak berwana hitam menandakan harga turun.
Lihat gambar dibawah ini.

2. CANDLESTICK DAN PIN BAR (REVERSAL CANDLE)

Kita mulai dari pola dasar candlestick dulu. Pola-pola dasar yang akan kita bahas adalah marubozu, long candle, spinning tops, doji, hammer/hanging man dan inverted hammer/shooting star.

a.      Marubozu

Marubozu adalah candlestick yang tidak memiliki shadow.  Kalaupun ada, shadownya sangat-sangat pendek sehingga sepintas lalu tidak terlihat. Sebaliknya, body marubozu ini relatif panjang. Kemunculan marubozu menandakan bahwa tekanan bearish atau bullish sangat besar pada periode waktu tersebut.

Ada dua jenis marubozu, yaitu bullish marubozu dan bearish marubozu. Bullish marubozu adalah marubozu yang berupa candlestick bullish panjang dan tidak memiliki shadow. Sebaliknya, bearish marubozu adalah candlestick bearish panjang yang tidak memiliki shadow.

Sekedar mengingatkan, pada umumnya bullish candlestick diwarna putih (kosong) sedangan bearish candlestick direpresentasikan dengan warna hitam. Oleh karena itu bullish marubozu juga sering disebut sebagai white marubozu, sedangkan bearish marubozu disebut sebagai black marubozu.
Tadi sudah dikatakan bahwa kemunculan marubozu berarti menandakan bahwa tekanan bearish atau bullish yang kuat. Dengan demikian, kemunculan bullish marubozu menjadi pertanda bahwa pada saat itu tekanan bullish sangat kuat. Sebaliknya, kemunculan bearish marubozu menandakan bahwa pada saat itu tekanan bearish sangat kuat. Oleh karena itu Anda perlu berhati-hati jika pola ini muncul.

b.  Doji
Doji juga merupakan pola netral. comfirmation pada candlestick berikutnya agar Anda boleh memperkirakan arah pasaran selanjutnya. Bentuk doji ini mirip dengan spinning tops, hanya saja ia tidak memiliki body karena harga open sama dengan harga close-nya. Atau, body-nya sangatlah kecil sehingga sepintas sulit terlihat dan hanya terlihat sebagai garis yang tipis.

Doji Sama seperti spinning tops, doji juga menggambarkan pertarungan yang seimbang antara bull dengan bear.

Ada empat jenis doji, yaitu long-legged doji, dragonfly doji, gravestone doji dan four price doji.

Long-legged doji mudah dikenali dari shadow-nya yang panjang. Yang jelas, kedua shadow dapat dilihat dengan jelas dan memiliki panjang yang hampir sama, atau paling tidak perbezaan panjangnya tidak terlalu jauh.


Dragonfly doji memiliki harga open, close dan high yang sama atau hampir sama. Bentuknya seperti huruf “T”. Namun ada kalanya letak “body” agak sedikit ke bawah sehingga dragonfly doji ini memiliki bentu seperti salib. Istilah dragonfly ini diambil karena doji ini memiliki bentuk mirip seperti capung.

Gravestone doji memiliki harga open, close dan low yang sama atau hampir sama. Doji ini diberi nama gravestone karena bentuknya yang mirip batu nisan.  Ada kalanya juga posisi “body” agak sedikit ke atas sehingga bentuknya menyerupai salib terbalik.

Four price doji merupakan doji yang memiliki harga open, close, high dan low yang sama.

Kemunculan doji biasanya menunjukkan bahwa tekanan bullish atau bearish mulai berkurang. Jadi jika doji muncul pada saat uptrend, itu merupakan pertanda bahwa tekanan bullish menurun, sebaliknya jika doji muncul pada saat downtrend artinya tekanan bearish mulai berkurang. Namun sekali lagi, diperlukan konfirmasi dari candlestick berikutnya untuk action. Ingat selalu bahwa doji adalah pola netral.

Spinning tops.

Spinning tops adalah candlestick yang memiliki upper shadow dan lower shadow yang panjang namun memiliki body yang kecil. Warna body dari spinning tops ini tidak terlalu penting, karena kemunculan pola seperti ini mencerminkan “keragu-raguan pasar”, apakah mau bullish atau bearish.

Body yang kecil itu menggambarkan bahwa sebenarnya kekuatan bullish dan bearish sama besarnya. Itulah yang dimaksud dengan “keragu-raguan pasar”.

Bila spinning tops ini muncul di ujung sebuah uptrend, maka ada kemungkinan pasar akan berbaik arah menjadi downtrend. Begitu pula jika spinning tops ini muncul di ujung downtrend, maka ada kemungkinan akan terjadi pembalikan arah menjadi uptrend.

Namun demikian, spinning tops membutuhkan konfirmasi dari candlestick berikutnya agar Anda bisa memperkirakan arah pergerakan selanjutnya.

Pada dasarnya spinning tops adalah pola netral. Meskipun spinning tops muncul di ujung uptrend, tidak serta-merta pembalikan arah akan terjadi. Peluang balik arah akan semakin besar jika spinning tops yang muncul di ujung uptrend diikuti oleh candlestick bearish yang cukup panjang. Demikian pula halnya dengan spinning tops yang muncul di ujung downtrend, meyakinkan bullish candlestick .

C.      Hammer & Hanging Man


Hammer dan hanging man sebenarnya adalah “saudara kembar”. Keduanya memiliki bentuk yang sama: sama-sama memiliki body yang kecil dan lower shadow yang panjang. Upper shadow nyaris tidak terlihat, bahkan hammer/hanging man yang sempurna sama sekali tidak memiliki upper shadow.

Hammer/hanging man yang terbaik memiliki lower shadow yang panjanganya minimal 1,5 (satu setengah) kali panjang body-nya. Selain itu  lower shadow paling tidak dua hingga tiga kali lebih panjang daripada bodynya.


Yang membezakan hammer dan hanging man adalah lokasinya. Hammer selalu berlokasi di dasar, sementara hanging man selalu berada di puncak.

Kemunculan hammer merupakan isyarat atau signal bullish, sedangkan kemunculan hanging man merupakan signal bearish. Namun munculnya hammer atau hanging man tidak jg merupakan signal yang kuat. Hammer akan menjadi signal bullish yang kuat jika didukung oleh kemunculan bullish candle setelahnya. Hanging man pun akan menjadi signal bearish yang lebih kuat jika didukung oleh kemunculan bearish candle setelahnya.


D.        Inverted Hammer & Shooting Star

Inverted hammer dan shooting star juga adalah saudara kembar. Bentuk mereka mirip dengan hammer dan hanging man yang terbalik. Keduanya memiliki body yang juga kecil dan upper shadow yang biasanya memiliki panjang sekitar 1,5 (satu setengah) hingga tiga kali panjang body-nya. Lower shadow nyaris tidak terlihat, bahkan bentuk yang sempurna tidak memiliki lower shadow sama sekali.

Disebut inverted hammer jika letaknya berada di dasar, sedangkan jika terlihat di puncak maka disebut sebagai shooting star.

Inverted hammer merupakan signal bullish dan menjadikan conformation candlestick bullish yang muncul setelahnya. Sedangkan shooting star merupakan signal bearish yang juga menambah conformation candlestick bearish yang muncul setelahnya.


a.      Engulfing pattern

Ada dua jenis engulfing pattern, yaitu bullish engulfing dan bearish engulfing. Berdasarkan namanya Anda tentu sudah boleh agak implikasi apa yang ditimbulkan oleh kedua pola tersebut.

Gambar di atas memperlihatkan bullish engulfing dan bearish engulfing. Kalau Anda lihat, suatu pola engulfing bisa dikenali ketika adda candlestick yang panjangnya melebihi candlestick sebelumnya. Tapi tidak cukup hanya “lebih panjang”. Candlestick yang lebih panjang tersebut harus terlihat seolah-olah “meliputi” candlestick sebelumnya.

Pola bullish engulfing merupakan pola yang mengindikasikan adanya potensi bullish. Pada gambar di atas terlihat bahwa bullish candlestick yang muncul lebih panjang daripada bearish candlestick sebelumnya. Harga low dari bullish candlestick tersebut tidak perlu lebih rendah daripada harga low bearish candlestick sebelumnya, namun harga high-nya harus lebih tinggi daripada harga high candlestick sebelumnya. Harga close dari bullish candlestick tersebut juga sebaiknya lebih tinggi daripada harga high candlestick sebelumnya, namun hal ini bukan merupakan suatu keharusan.

Bearish engulfing adalah kebalikan dari bullish engulfing. Pola ini mengindikasikan adanya potensi bearish. Pola ini ditandai dengan kemunculan bearish candlestick yang lebih panjang daripada bullish candlestick sebelumnya.

Agar lebih mudah, Anda hafalkan saja dengan menggunakan tanda lebih besar (>) dan lebih kecil (<) seperti ini:

Bullish engulfing:

-          Panjang Bullish candlestick > panjang bearish candlestick sebelumnya

-          Harga high bullish candlestick > harga high bearish candlestick sebelumnya

-          Harga close bullish candlestick > harga high bearish candlestick sebelumnya (bukan keharusan)

Bearish engulfing:

-          Panjang bearish candlestick > panjang bullish candlestick sebelumnya

-          Harga low bearish candlestick < harga low bullish candlestick sebelumnya

-          Harga close bearish candlestick < harga low bullish candlestick sebelumnya (bukan keharusan)


 b.      Harami

Pola harami ini bisa dikatakan kebalikan dari pola engulfing. Bedanya, pada harami candlestick yang muncul lebih kecil daripada candlestick sebelumnya.

Perhatikan bahwa bullish harami ditandai dengan kemunculan bullish candlestick yang lebih kecil daripada candlestick sebelumnya yang merupakan candlestick bearish. Sedangkan bearish harami ditandai dengan kemunculan bearish candlestick yang lebih kecil daripada candlestick sebelumnya.

Bullish harami merupakan pola bullish, sedangkan bearish harami merupakan pola bearish.



c.       Dark Cloud Cover & Piercing Line

Dark cloud cover dan piercing line juga merupakan pola double candlestick yang cukup populer. Dark cloud cover merupakan pola bearish, sebaliknya piercing line adalah pola bullish.

Piercing line terjadi di lembah dan merupakan pola bullish seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pola ini terdiri dari sebuah candlestik bullish dan sebuah candlestick bearish. Suatu pola bisa disebut sebagai piercing line jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Harga low candlestick bullish lebih rendah daripada harga low candlestick bearish sebelumnya.
Harga close candlestick bullish lebih tinggi daripada harga close candlestick bearish sebelumnya.
Panjang body candlestick bullish minimal setengahnya panjang body candlestick bearish sebelumnya.
Dark cloud cover terjadi di puncak dan merupakan pola bearish. Persyaratan pola ini adalah sebagai berikut:

Harga high candlestick bearish lebih tinggi daripada harga high candlestick bullish sebelumnya.
Harga close candlestick bearish lebih rendah daripada harga close candlestick bullish sebelumnya.
Panjang body candlestick bearish minimal setengahnya panjang body candlestick bullish sebelumnya.


 d.      Tweezer

Ada dua macam pola tweezer, yaitu tweezer top dan tweezer bottom. Pola ini merupakan pola yang cukup jarang muncul. Kata tweezer bisa berarti “penjepit” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kono, nama ini diberikan karena bentuk pola ini mirip dengan penjepit.

Mudah saja mengenali pola ini. Tweezer bottom merupakan bentuk hammer yang berdampingan, sedangkan tweezer top merupakan inverted hammer (shooting star, karena berada di atas) yang berdampingan.

a.      Morning star & evening star

Morning star merupakan indikasi bullish, sedangkan evening star memiliki indikasi bearish.

Morning star dapat Anda kenali memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Candlestick pertama merupakan candlestick bearish, yang mana adalah bagian dari sebuah downtrend.
Candlestick ke-dua adalah candlestick yang memiliki body yang lebih kecil, bisa merupakan candlestick bullish ataupun bearish. Hal ini menunjukkan bahwa mulai ada “keragu-raguan” di pasar.
Candlestick ke-tiga adalah candlestick bullish yang lebih panjang daripada candlestick ke-dua. Panjangnya tidak perlu sama dengan candlestick pertama, namun posisi harga close-nya harus melebihi setengah dari body candlestick pertama. Inilah konfirmasi terbentuknya pola morning star.
Nah, kalau evening star merupakan kebalikan dari morning star tadi:

Candlestick pertama merupakan candlestick bullish, yang mana adalah bagian dari sebuah uptrend.
Candlestick ke-dua adalah candlestick yang memiliki body yang lebih kecil, bullish ataupun bearish tidak penting.
Candlestick ke-tiga adalah candlestick bearish yang lebih panjang daripada candlestick ke-dua. Panjangnya tidak perlu sama dengan candlestick pertama, namun posisi harga close-nya harus melebihi setengah dari body candlestick pertama. Inilah konfirmasi terbentuknya pola evening star.
Ada kalanya candlestick yang ke-2 adalah sebuah doji. Nama polanya pun akan dimodifikasi menjadi morning doji star atau evening doji star.

b.      Three white soldiers & three black crows



Pola three white soldires adalah tiga buah candlestick bullish yang muncul berurutan pada saat downtrend, yang merupakan sinyal bullish. Pola ini merupakan salah satu pola yang dianggap sinyal bullish yang kuat, terutama jika muncul pada saat downtrend memasuki fase konsolidasi. Fase konsolidasi dalam sebuah tren sendiri adalah ketika harga cenderung bergerak sideways.

Candlestick yang pertama dalam pola ini tentunya adalah sebuah candlestick bullish. Candlestick ke-2 haruslah juga sebuah candlestick bullish yang body-nya lebih panjang daripada candlestick pertama. Selain itu, jarak antara harga close dan high candlestick yang ke-2 ini juga tidak boleh terlalu jauh. Upper shadow-nya harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali.

Pola ini akan lengkap dengan kemunculan candlestick ke-3 yang panjangnya paling tidak sama dengan candlestick ke-2 atau lebih panjang. Shadow-nya juga harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Akan semakin baik jika candlestick yang ke-3 adalah sebuah white marubozu.

“Lawan” dari three white soldiers adalah three black crows. Pola tersebut adalah pola bearish, yang merupakan kemunculan tiga candlestick bearish secara berurutan pada saat uptrend.

Candlestick yang pertama dalam pola ini adalah sebuah candlestick bearish. Candlestick ke-2 haruslah juga sebuah candlestick bearish yang body-nya lebih panjang daripada candlestick pertama. Lower shadow-nya harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali.

Konfirmasi pola ini adalah kemunculan candlestick ke-3 yang panjangnya paling tidak sama dengan candlestick ke-2 atau lebih panjang. Shadow-nya juga harus sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Jika candlestick yang ke-3 adalah sebuah black marubozu, maka pola ini akan semakin bagus.

Nah, cukup di sini dulu pembahasan kita mengenai pola candlestick. Sebenarnya masih banyak pola candlestick yang tidak dibahas di sini, karena kita hanya membahas pola yang sering muncul dan populer saja. Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih banyak pola candlestick, Anda bisa berkonsultasi dengan Tim Edukasi kami.

Kita mulai dari pola triple candlestick yang paling populer, yaitu morning star dan evening star. Pola-pola ini populer karena kemunculannya biasanya diikuti oleh koreksi yang lebih panjang daripada pola-pola yang lain.
Belajar FOREX Personal Coach One To One
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...